Duhai Orang Tua, Bersedekahlah Untuk Anakmu

(Sumber gambar: hidayatullah.com)

Tidak banyak orang tua dikaruniai anak yang sukses. Sukses dengan karir dan jabatannya serta menjadi orang berkecukupan (kaya). Betapa senang, bangga dan bahagia jika melihat anak yang diasuh sudah menjadi orang. Hilang sudah lelah dan letih mengasuh anak bertahun lamanya.

Nah bagaimana dengan orang tua yang dikaruniai anak kurang beruntung dalam kehidupannya (miskin dan pengangguran). Tentu membuat si orang tua kecewa. Sudah habis-habisan menyekolahkan anak sampai ke perguruan tinggi, dan setelah jadi sarjana tak kunjung mendapatkan perubahan dalam hidupnya. Hidup si anak masih luntang lantung, bertahun tak jua mendapatkan pekerjaan yang layak. Sudah tamat kuliah masih juga dibiayai oleh orang tua. Bahkan sampai menikahnya masih juga bergantung kepada orang tuanya. Tentu hal ini membuat orang tuanya sedih dan malu punya anak yang tak berguna seperti ini.

Wahai orang tua tersayang, janganlah dulu bersedih...

Coba lihat dulu anakmu? Luangkan waktu sejenak, lihat kesehariaannya? Rajinkah ia shalat 5 waktu, bahkan berjamaah di masjid? Rajinkah ia bertahajjud dalam keheningan malam? Apakah dia suka membaca Al-Qur'an dan melakukan ibadah lainnya? Apakah dalam kehidupannya dia berusaha mencari yang halal dan menjauhi yang syubhat dan haram? Adakah anak anda seperti ini?

Kalau jawabannya IYA, maka beruntunglah engkau wahai orang tua. Engkau dikaruniai anak yang baik, anak yang shaleh. Tidak semua orang tua dikaruniai anak yang shaleh. Maka... tak perlu sedih dan malu jika anakmu belum mendapatkan kemapanan hidupnya. Anakmu memang kurang beruntung dalam hal dunia, tapi insyaAllah dia beruntung dalam akhiratnya.

Maka tetap bantulah dia dengan kasih sayangmu. Bersedekahlah kepadanya mengingat kebaikannya kepada agama. Sepanjang dia tak pernah menyusahkanmu dengan keburukan-keburukan seperti mabuk, berjudi, bergaul dengan orang yang tak baik, pengedar narkoba, maling, rampok, begal, dan lainnya.

Tahukah engkau wahai orang tua, anakmu tadi memang belum bisa membahagiakanmu dengan materi, belum bisa membuatmu bangga dengan kesuksesannya. Dia hanya bisa memberikanmu doa. Doa ikhlas yang selalu dipanjatkannya di setiap Tahajjud-nya dalam keheningan malam dengan linangan air mata.

Maka wahai orang tua, maafkanlah anakmu tadi, bersedekahlah kepadanya dengan membantu biaya hidupnya dan terus mendoakannya agar dia bisa mendapatkan rezekinya yang lebih baik. Jangan malu, gusar atau marah kepadanya. Akan ada balasan dari Allah untuk para orang tua yang pengasih dan penyayang.

Ambillah hikmahnya wahai orang tua, jika engkau lihat kesuksesan dan kekayaan dari anak-anak lainnya, bisa jadi itu didapat dengan cara yang tidak berkah. Sementara anakmu dalam kemiskinannya tercurah keberkahan hidupnya.

Wahai para orang tua, anakmu yang shaleh adalah aset bagimu. Saat engkau nanti tiada, anak shalehmu itulah yang akan menolongmu dengan doa-doanya. Anak shalehmu akan menjadi amal jariyah untukmu. Walau pun anakmu tak memberi apa-apa di dunia, insyaAllah kelak dia akan memberikan doa saat dirimu menjalani beratnya hidup di alam Barzakh sana.

Apa guna anak yang yang sukses dengan jabatan dan kekayaannya tapi dia tidak pernah mendoakanmu. Kesuksesan anak hanya bisa membahagiakanmu di dunia, tidak di alam barzakh kelak nanti. Karena saat seseorang sudah meninggal, yang diperlukannya hanyalah doa. Doa anak yang shaleh.

Kita tidak bisa merencanakan sesuatu harus sesuai dengan keinginan. Sering apa yang kita sudah ikhtiarkan berakhir tidak seperti yang kita harapkan. Maka untuk itu diperlukan sikap hikmah, saling membantu, bersabar dan bersyukur dengan segala keadaan.

Tulisan ini bukan mengajarkan anak untuk terus bergantung kepada orang tuanya. Bukan...!!! Semata hanya untuk mencari sisi kebaikan dalam setiap keadaan. Allah tentu Maha mengetahui niat seseorang.

Semoga kita diberikan kelapangan rezeki dan keberkahan didalamnya. Aamiin..

Difan

Menulis itu bukan karena kita tahu banyak, tapi karena banyak hal yang ingin kita tahu

Post a Comment

Silakan berkomentar dengan sopan dan santun

Previous Post Next Post