Cita-cita Anakku: Engkau Boleh Jadi Apa Saja Nak, Kecuali Yang Ini..

Saat ini si kecil kesayangan kami memang belum dewasa, belum bisa menentukan apa cita dan tujuan hidupnya kelak. Tapi saya selaku ayahnya boleh dong memimpikan si kecil nanti mau jadi apa? Memang pada akhkrnya si kecil juga lah yang menentukan dia mau jadi apa kelak. Kami selaku ayah dan umminya tak kan memaksakan kehendak

Hanya saja walau pun si kecil, kami serahkan kebebasan atas hidupnya, tetap masih dibawah arahan kami selaku orang tuanya. Ya harus begitu kan? Itulah gunanya kita sebagai orang tua, membimbing dan mengarahkan anak ke jalan kebaikan. Bukan karena atas nama kebebasan dan kasih sayang lantas membiarkan dia mau jadi apa saja. Itu kebablasan namanya.

Makanya nak, jika engkau sudah besar nanti, engkau boleh jadi apa saja. Apa yang kau inginkan, jadi dokter, jadi guru, jadi dosen, jadi pedagang, jadi insinyur, jadi ustadz, dan lainya, terserah engkau nak. Raihlah cita-citamu setimggi langit dengan ikhtiar dan doa. Kami selaku ayah dan ummimu akan selalu mendukungmu.

Tapi anakku...

Ada beberapa yang tidak boleh engkau jalani dan engkau tempuh. Kami akan menasehatimu dalam hal ini demi kebaikanmu. Inilah cita-cita yang tak boleh kau tempuh nak:
  • Jadi aparat kemanan negara.
  • Jadi pegawai Bank.
  • Jadi petugas pajak.
  • Jadi pejabat negara.
  • Jadi petugas / anggota partai politik
  • Dan lainnya yang sejenis.

Kenapa ayah dan ummimu melarang kamu menjadi seperti yang diatas?

Mari kita simak satu persatu:

Jadi aparat kemanan negara

Kami melarangmu untuk menjadi polisi dan tentara atau satpol PP sekalipun, karena beberapa alasan:
  1. Jika engkau jadi polisi / tentara: akan cenderung membuatmu sombong dan semena-mena terhadap rakyat kecil karena jabatan dan kekuasaanmu.
  2. Jika engkau jadi polisi / tentara, dikhawatirkan engkau akan menyalahgunakan jabatan dan kekuasaanmu untuk kepentingan tertentu yang mana ini melanggar hukum, hukum negara, terlebih hukum agama.
  3. Jika engkau jadi polisi / tentara: akan sulit bagimu untuk komitmen dengan prinsip keyakinan agamamu karena sumpah jabatanmu.
  4. Akan sulit bagimu untuk hidup lurus dan berkah, karena situasi yang selalu tidak akan mendukungmu.
Khusus untuk polisi, maaf, institusi ini sudah terlanjur tercemar di mata rakyat dan sebagian ummat Islam. Sedangkan TNI, kami sebenarnya suka, tapi tetap saja tidak akan berbuat banyak untuk kebaikanmu.

Polisi dan TNI sebenarnya adalah profesi yang sangat mulia, bahkan jika mereka gugur di medan pertempuran akan mendapatkan pahala Syahid. Namun itu tergantung negeri seperti apa yang mereka lindungi dan bela. Kalau negaranya mempunyai pemimpin yang amanah dan para pejabatnya bertaqwa kepada Allah, maka mulia sekali menjadi aparat keamanan negara. Nah kalau sebaliknya...???

Pegawai Bank

Apalagi yang ini, jelas kami tidak akan mengizinkanmu nak. Sudah tahu bagaimana kerja di Bank itu? Bergelut dengan ribawi! Akan sulit bagimu untuk hidup berkah. Ayah dan umi tidak akan bangga sekalipun engkau menjadi direktur Bank dengan gaji sekian puluh juta.

Pegawai pajak

Ini juga bukan tempat yang berkah. Status kehalalannya masih abu-abu. Belum lagi bekerja di pajak, rawan dengan praktek suap, korupsi dan kolusi. Berat untukmu hidup lurus bekerja di tempat ini. Lebih baik tinggalkan.

Pejabat negara

Pejabat negara seperti anggota DPR, mentri, gubernur dan lainnya. Ayah tak suka nak, ini terkait iklim perpolitikan yang tak sehat di negeri ini. Meraih jabatan seperti ini sangat sulit dengan cara yang berkah. Semua penuh dengan tipu muslihat. Jadi tak usah terjun kemari ya nak?

Anggota Partai

Apalagi yang ini nak, jangan coba-coba terjun di dunia perpolitikan. Politik di negeri ini kotor. Semua partai sama saja, orientasinya demokrasi sekuler. Biarkan mereka-mereka yang paham akan tipu daya politik ini saja yang aktif didalamnya, kita tak usah ikut-ikutan nak. Banyak cara untuk membela agama kita, ga harus di politik.

Itulah jenis cita-cita yang tak boleh engkau raih. Selain dari hal diatas (asalkan halal dan berkah), silakan gantungkan impianmu dalam tiap sujud malammu. Menjadi dosen dan guru atau dokter umpamanya, itu bagus, profesi yang mulia. Jadi tehnisi, Jadi mekanik itu juga bermanfaat. Atau mau jadi ustadz sekalian? Tafaddhal anakku? Silakan saja. tapi ayah tak kan memaksamu untuk jadi ustadz, atau masuk pesantren, tidak? Engkau yang memilih apa yang kamu minati?

Minati apa yang kamu suka, tapi jangan lupa bawa iman di hatimu. Jadilah manusia yang bertaqwa.

Saran ayah dan ummi, jika engkau nanti sudah besar, jadilah seorang pedagang, pedagang yang sukses dan shaleh. Pedagang yang rendah hati, jujur, amanah dan rajin bersedekah/berinfaq. Ditengah negeri yang sudah tak jelas lagi (samar) mana yang halal dan haram, maka profesi pedagang adalah pilihan yang tepat untukmu. Karena berdagang itu jelas 100% halal. Berdagang juga merupakan pekerjaan Nabi kita Muhammad SAW. Maka menjadi pedagang berarti mengikuti sunnah Rasulullah juga.

Sekali lagi menjadi pedagang itu hanya saran. Keputusan akhir ada ditanganmu. Engkaulah yang menjalaninya. Pada akhirnya kami hanya ingin melihatmu bahagia. Bahagia dalam dunia juga akheratmu. Semoga Allah Ta'ala selalu menjagamu nak. Aamiin...

Difan

Menulis itu bukan karena kita tahu banyak, tapi karena banyak hal yang ingin kita tahu

Post a Comment

Silakan berkomentar dengan sopan dan santun

Previous Post Next Post