Hikmah Cium Tangan Istri Kepada Suami



Anda pernah melihat seorang istri mencium tangan suaminya saat berpamitan atau melepas kerja?

Apa kesan anda melihat pemandangan tersebut? Sesuatu yang baik atau buruk?

Saya yakin, sangat yakin, sebagian besar diantara kita pasti banyak yang mengatakan: BAIK...!!!
Ini bukan suatu yang berlebihan. Fitrah kita sebagai manusia merasakan ini adalah hal yang baik. Orang bejat pun pasti bilang ini hal yang baik. Ga ada yang ngebantah kok, lha memang kesannya terlihat seperti itu?

Seorang istri mencium tangan suami merupakan simbol rumah tangga yang harmonis, rumah tangga yang islami, rumah tangga yang berkah (terlepas bagaimana fakta sesungguhnya kehidupan suami-istri itu yang sebenarnya), tapi ini memang terlihat baik. Anda lihat saja sendiri dengan hati nurani anda.

Mencium tangan suami adalah bentuk doa si istri untuk suami tercintanya. Atau bisa juga si istri meminta doa dan restu suami tercintanya. Ini juga sebagai perwujudan bakti istri kepada suaminya sebagai imamnya. Istri yang shalehah gitu loh, iyaaa kan? Dan bentuk cium tangan istri kepada suami sama saja dengan cium tangan anak kepada ayah dan bundanya. Sama-sama bentuk khidmat/takjim kepada yang dihormati.

Tapi pak ada juga kesan kalau sikap istri yang mencium tangan suaminya adalah bentuk unjuk status suami yang merasa lebih tinggi atau si istri merasa lebih rendah derajatnya?

Oh bukan Broooh?? Anda keliru so much! Justru cium tangan tadi itulah melambangkan kasih sayang suami dan istri.

Anda tahu kan, tugas suami mencari nafkah itu berat dan sering dia mengenyampingkan harga dirinya demi memghidupi istri dan anak tercinta. Si istri tahu betapa berat perjuangan sang suami. Nah si istri tadi mau memberi semangat dan doa sebagai bentuk baktinya kepada suami tercinta dengan mencium tangan suaminya. Suami mana yang ga semangat digituin? Dan suami pun makin sayang sama istrinya. Ini dia maknanya cium tangan istri ke suami, yaitu bentuk kasih sayang. Bukan unjuk kekuasaan si suami karena dia sebagai pemimpin?

Seandainya si istri tidak mencium tangan suami juga tidak apa-apa, ga ada yang memaksanya. Dalam Islam juga bukan suatu kewajiban. Tapi jika istri tidak melakukan ini, maka dia kehilangan adab dan sikap khidmat. Dimana adabnya kepada suami? Hidup itu kan harus pake adab, apalagi kepada orang yang kita hormati.

Saya kasih contoh:

Dalam tradisi di Indonesia, biasanya jika hendak melewati orang yang usianya lebih tua dari kita, maka adab yang kita lakukan adalah sedikit membungkukkan badan dan menurunkan tangan sebagai tanda hormat kita. Apakah di mata orang ini merendahkan derajat? Tentu tidak kan? Karena ini adalah adab penghormatan. Dan ini boleh saja kita abaikan, ga ada sanksinya untuk kita kok? Tapi rasanya tidak mungkin tidak kita lakukan, serasa tidak menghormati kepada orang tua. Apalagi orang tua itu adalah keluarga kita.

Itu adab kepada orang tua, bagaimana pula adab istri kepada suami, yang mana suami adalah sosok imam bagi seorang istri?

Saya pribadi setiap mengantarkan istri kerja, dia selalu mencium tangan saya sambil berkata: "Hati-hati dijalan ya bang, semoga laris usahanya?"
Nah tu bukannya doa? Tentu saja saya yang mendengarnya serasa sejuk dihati dan timbul rasa semangat.

Coba bandingkan dengan seorang suami yang ingin pergi kerja, si istri malah sibuk mengurus bunga-bunganya, atau asyik nonton sinetron, atau malah bertandang ke rumah tetangga ngegosip. Suami dibiarin nyelonong boy pergi kerja. Ga enak sekali pemandangannya kayak gitu kan? Masa sih hidup berumah tangga ga ada romantis-romantisnya? 😀

Jadi cium tangan istri kepada suami bukanlah merendahkan derajat istri. Bentuk merendahkan derajat istri itu menurut saya adalah dengan membiarkan istri berpakaian sexy, membiarkan istri suka bertandang ke rumah-rumah orang,membiarkan istri menjadi wanita karir, membiarkan istri pergi keluar rumah tanpa ditemani suami. Nah ini menurut saya bentuk merendahkan istri.

Jadi jangan lagi ada fikiran negatif terhadap sesuatu hal yang baik ya? Dan kalau anda belum pernah sama sekali tangannya dicium istri, mulai sekarang lakukanlah.

Nambah Artikel:

Banyak sekali sesuatu yang di mata kita itu dianggap buruk atau tak ada manfaatnya, tapi ternyata disana tersimpan hikmah / kebaikan didalamnya.
Misalnya:

  • Kenapa kok wanita itu ga boleh berkarir?
  • Kenapa wanita tidak boleh jadi pemimpin?
  • Kenapa kok wanita dilarang memakai minyak wangi (parfum)?
  • Kenapa kok wanita ga boleh pergi keluar rumah sendirian melainkan harus ditemani mahramnya?
  • Kenapa kok poligami itu dibolehkan agama?
  • Dan lainnya..
Itu semua secara kasat mata sangat tidak relevan di hati kita, tapi pada hakekatnya hal-hal yang tak relevan tersebut ternyata membawa kebaikan untuk kita sendiri. Makanya untuk agar hati ini legowo / nerimo (kata orang jawa bilang), instal iman dan wawasan agamamu, agar sami'na wa atho'na, agar tidak buruk sangka melulu.

Semoga menginspirasi.

Difan

Menulis itu bukan karena kita tahu banyak, tapi karena banyak hal yang ingin kita tahu

Post a Comment

Silakan berkomentar dengan sopan dan santun

Previous Post Next Post