Alhamdulillah, Istriku Bukan Termasuk Para Wanita Pembenci Poligami

(sumber gambar: pinterest.com)

Ngebahas poligami dihadapan emak-emak memang banyak ga enaknya, siap-siap dinyinyirin. Kita ngomong baru dua patah kata, para emak-emaknya uda ngegas satu halaman penuh 😀

Itulah kenyataan Poligami. Amalan yang terzhalimi oleh para ummatnya yang miskin ilmu.

Tapi ternyata saya tidak menerima kenyinyiran saat membahas Poligami dengan istri. Respon istri malah diluar perkiraan. Begini ceritanya:

Malam itu saya dan istri santai ngobrol ringan. Kebiasaan kita suka cerita saling curhat layaknya teman akrab. Kami pun ngobrol ngalor ngidul dari masalah intern sampai ke hal Poligami. Sebenarnya pembicaraan tentang Poligami ini tidak sengaja, karena penasaran, ya saya tanya aja langsung lebih detail ke istri.

Saya: "Dek, kalau abang Poligami gimana?"

Istri: "Ya, terserah abang, silakan aja. Asalkan adil nafkahnya".

Saya: "Kenapa kok abang diizinin Poligami?"

Istri: "Kan Poligami memang bagian dari ajaran Islam".

Surprise dan takjub rasanya, ga nyangka jawaban istri seperti itu. Kirain dia akan nyinyir/protes seperti para wanita lainnya. Tapi ternyata tidak. Bangga saya, berarti istriku bukan termasuk dari kumpulan emak-emak pembenci Poligami. Saya paling ga suka lihat emak-emak baper/nyinyirin amalan agamanya tanpa ilmu.

Rupanya dukungannya terhadap Poligami sudah lama. Saat istriku masih lajang dulu, dia pernah ngobrol dengan teman-teman kerjaanya tentang Poligami. Semua temannya tidak ada yang mendukung kecuali istri saya. Luar biasa kan?

Ya, Alhamdulillah, istriku sami'na wa-atha'na dengan ajaran agamanya. Begitulah sikap seorang Muslim. Tidak membenci membabi buta walau pun dia tidak menjalani amalan tersebut.

Ya tentu saja, saya tidak akan berpoligami. Berat untuk memberi nafkah 2 orang istri, belum lagi hisabnya kelak nanti. Istriku cukup satu saja. Orang seperti saya tidak masuk kategori orang-orang yang mengamalkan Poligami. Biarlah mereka-mereka yang berilmu dan mapan dalam segalanya yang mengamalkannya.

Saya sudah cukup bahagia dengan 1 istri ini. Impian saya ingin menghabiskan waktu bersama istri dan anak dengan kebahagiaan menjalankan ketaatan kepada Allah dan RasulNya semampu kami.

Setidaknya istriku bukan wanita penentang Syariat agamanya. Dia adalah istri yang shalehah dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Bangga kanda kepadamu wahai dinda. Semoga keberkahan tercurah untuk kita. Aamiin...

Difan

Menulis itu bukan karena kita tahu banyak, tapi karena banyak hal yang ingin kita tahu

Post a Comment

Silakan berkomentar dengan sopan dan santun

Previous Post Next Post