Saya yakin kalau anda sekalian ditanya tentang apa itu pacaran, pasti sudah pada tahu? Karena kalian pasti sudah hampir semua mengalami atau menjalankannya. Kalau ada sebagian besar yang tak mengalami atau menjalankannya, bukan berarti menghindari atau ga mau? Melainkan karena ga dikasih kesempatan, alias ga laku, cucian de lo, hehe..canda..
Saya anggap sudah tahu apa itu pacaran. Sekarang kalau ditanya apa itu Ta'aruf, tahu ga artinya? Saya yakin sangat sedikit yang faham tentang ini. Apalagi menjalankannya (saya sendiri sejujurnya belum 100% bisa menjalankannya), saya yakin ga ada yang melakukannya, kalau pun ada, sediikiiit sekali jumlahnya. Amalan ini sangat asing dan ga wajar kedengarannya.
Apa itu Ta'aruf? Ta'aruf itu bahasa mudahnya yaitu pendekatan, pengenalan terhadap calon pasangan kita. Tujuan PDKT atau pengenalan ala Islam ini adalah untuk menikah. Hampir mirip dengan pacaran tapi sangat berbeda jauh artinya maupun pelaksanaannya. Tujuan Ta'aruf adalah untuk menikah, ini perlu di beri tulisan BOLD, agar orang tahu bahwa Ta'aruf beda dengan pacaran. Kalau pacaran tujuannya hanya untuk senang-senang, melampiaskan hasrat suka kepada lawan jenis. Belum tentu menikah, resiko dan mudharatnya, jauh lebih besar.
Pacaran itu ribet, ga mengenakkan, mengeluarkan dana yang tak sedikit, belum lagi dampaknya yang lain yaitu luka di hati 😀. Beda dengan Ta'aruf. Untuk itu saya tulis artikel ini, simak penjelasannya kenapa pacaran itu ribet dan melelahkan.
Pacaran
1. Awal Perkenalan Yang Ribet
Semua orang juga tahu, kalau untuk mendapatkan pacar itu harus melalui PDKT dulu. Segala cara ditempuh bahkan rela korban perasaan juga materi demi mendapatkan cinta sang pujaan hati. Cuit..cuiit.. 😀Nah proses PDKT ini ga gampang, sangat ribet plus melelahkan hati. Kita kudu berbasa-basi mengambil hati si pujaan hati, belum lagi berhadapan dengan orang tuanya. Awal perkenalan ini yang susah dan canggung. Bagi cowo yang tipe pendiam, berkomunikasi dengan cewe itu sangat tersiksa. Tak jarang habis bahan pembicaraan 😀. Teman saya sering curhat, dia bingung gimana caranya menyampaikan perasaan dia kepada si cewe yang dia incar. Ini lebih ribet lagi.
Dan dalam aktifas PDKT kita harus diwajibkan datang sendiri ke rumahnya, iya dong kalau ramai-ramai, kondangan namanya. Disini kita sering mati kutu (padahal kutu ga sudi mati untuk kita, hehe..) saat ingin berkomunikasi dengan si soulmate tadi.
2. Jadi Budak Cinta
Saat proses PDKT sukses, maka pelaku pacaran harus menjalani proses kedua, yakni rutinitas WaKunCar (Waktu Kunjung Pacar) alias kencan. Sang doi (biasanya cowo) harus rela mengoyak kocek untuk mengajak sang pujaan hati kencan seperti, makan, minum, nonton, nongkrong, dsbnya. Kalau anda ga mampu melakukan syarat ke dua ini, mending mundur aja, kalau ga mau dibilang cowo ga bermodal 😀. Belum lagi kalau si cewe minta diantarin mau les ini, itu atau pergi ke tempat temannya. Pokoknya sang cowo jadi supir pribadi sang cewek. Ibarat budak yang melayani tuannya demi yang namanya cinta.3. Rindu Yang Menyiksa
Namanya juga hati yang sudah tertaut, sudah pasti rindu hadir di dalam hati. Rasanya pengen berdua-duaan terus. Kalau ga bertemu 1 hari rasanya seperti 24 jam lamanya. Kondisi ini sangat menyiksa dan menguras fikiran dan energi.4. Waktu Terbuang Sia-sia
Aktifitas pacaran ini akan sangat lama prosesnya, ini kalau berakhir di pernikahan mungkin ada hasilnya, tapi jika putus di tengah jalan, maka sia-sia semua waktu, dana, perasaan, semua pengorbanan yang dilakukan selama berpacaran. Selama dalam berpacaran juga kerap dihiasi pertengkaran mungkin terjadi hubungan putus-nyambung. Sekali di putusin sengsaranya batin tiada terkira, bisa berakibat trauma dalam bercinta katanya. Lelah oh sungguh lelah.5. Dampak yang Tak Diinginkan
Kalau hanya putus hubungan di tengah jalan, mungkin tak mengapa, nah gimana kalau berakibat terjadinya kecelakaan yaitu si cewe tek dung alias hamil. Ini lebih gawat lagi. Banyak kan terjadi peristiwa seperti ini?Nah itu sebagian diatas kesulitan-kesulitan dan ribetnya berpacaran. Coba kita bandingkan dengan Ta'aruf.
Ta'aruf
1. Dimudahkan Dalam Proses PDKT
Dalam Ta'aruf segala urusan mencari jodoh itu dimudahkan. Ketika seseorang menyukai lawan jenisnya dan berniat hendak mengkhitbah (melamarnya), maka yang terlibat disini adalah kedua orang tua masing-masing atau walinya. Setelah mencari tahu info pasangan masing-masing maka ditentukan waktu Ta'aruf. Dalam proses perkenalan ini sang calon (cowo) ditemani oleh mahramnya, jadi dia tidak sendirian. Dan sudah pasti tidak ada canggung disini. Karena yang membuka pembicaraan adalah orang tua, wali atau mahram kita. Dan dari pihak wanita pun juga ditemani oleh orang tua atau mahramnya. Sang calon hanya bertanya sekedarnya kalau memang dia sungkan atau malu. Orang tua, walinya lah yang menemani jalannya perkenalan ini sampai ke pernikahan. Gimana enak kan?2. Tidak Ada Namanya Budak Cinta
Dalam Ta'aruf tidak ada namanya kencan, tidak ada mojok berdua-dua. Setelah proses Ta'aruf, maka si cowo hanya menunggu kabar dari keluarga si cewe, di terima atau tidak lamarannya. Dan kalau pun diterima maka proses menuju pernikahan tidak akan lama.3. Tidak Ada Rindu yang Menyiksa
Karena tak ada hubungan interaksi antara lawan jenis disini, maka tak ada yang namanya rindu yang menyiksa hati.4. Tak Ada Waktu Terbuang Sia-sia
Tujuan Ta'aruf jelas untuk menikah, menikah karena fitrah juga karena ibadah, jadi sudah pasti jelas dan benar pelaksanaannya sesuai tuntunan agama. Ga ada istilah putus-nyambung. Hasilnya pun berkah.5. Tak Ada Dampak Negatif
Dalam Ta'aruf tak ada dampak negatif malah ini jalan yang syar'i sesuai tuntunan agama. Islam mengatur hubungan antara pria dan wanita yang bukan mahramnya. Tidak ada ikhtilat (berdua-duaan), komunikasi diatur dan dijaga tidak main slonong boy memperturutkan hawa nafsu. Hasrat suka kepada lawan jenis itu diarahkan pada tempatnya.Nah sudah tahu kan mana yang lebih ribet, pacaran atau Ta'aruf? Mana yang lebih mudah untuk di jalani? Mana yang lebih anda pilih. Yang ribet tinggalkan saja, jangan lagi dijalani. Sungguh Syariat Islam itu memudahkan umatnya dalam segala hal, tapi kenapa justru umat Islamnya malah mempersulit dirinya sendiri? Mengapa anda takut jika Syariat Islam ditegakkan di bumi Indonesia ini? Apakah kalian hendak menyangkal Allah dan RasulNya, wahai orang-orang yang berfikir?
Postingan ini ditujukan buat diriku, buat kita semua. Semoga ini ada manfaatnya. Semoga yang sedikit ini bisa mencerahkan pemikiran kita untuk menuju kehidupan yang lebih baik, yang diridhai Allah SWT. Aamiin...
(By Difan, artikel ini sudah pernah dimuat di situs wap saya di http://putrasumatra.mw.lt)
Tags:
Religi