
Lama tak menulis disini, bukannya sibuk, tapi malas saja. Berat sekali menggerakkan jari-jari ini untuk mengetik touchscreen Android demi untuk sebuah artikel.
Ya, menulis itu meskipun asyik tapi lumayan melelahkan. Sulitnya ngeblog bagi saya bukan di masalah ide, tapi bagaimana menata tulisan agar tidak acakadul dan lumayan enak dibaca.
Ini memakan waktu dan lumayan bikin bete juga. Ingin rasanya saya abaikan saja blog ini. Tapi entah kenapa keinginan menulis terus memanggil.
Ya sudahlah, saya paksakan untuk menulis di blog tercinta ini.
Okelah silakan disimak aja ya?
Tema yang saya bahas kali ini adalah masalah melamar wanita.
Artikel ini khusus ditujukan untuk pria baik, sederhana dan religius yang sedang mencari wanita yang baik, sederhana dan religius juga? Tipe pria seperti ini tidak akan sembarangan mencari calon , bukan hanya sekedar cinta, tapi juga memikirkan masa depan agamanya.
Zaman now, mencari wanita yang sederhana, bersahaja, ga neko-neko tapi religius itu sangat sulit. Sesulit mencari jarum dalam jerami. Wanita-wanita syar'i berwawasan agama biasanya banyak tergabung di dalam komunitasnya (pesantren). Sulit mencari wanita seperti ini di komunitas kebanyakan. Tapi lebih sulit lagi mencari wanita syar'i sederhana yang bukan dari kalangan penuntut ilmu / pesantren.
Kebanyakan wanita banyak maunya kalau ingin dinikahi. Yang ingin pesta besar lah (padahal ga mampu), yang ga mau ikut tinggal di rumah suami lah, yang calon suaminya ketuaan lah, terlalu alim lah, penghasilan calon suami ga memadai lah, yang begini, yang begitulah, bla...bla... Semua tetek bengek tersebut hanya berkutat dalam urusan duniawi saja. Intinya makin mempersulit jalannya pernikahan. Padahal si calon suami tesebut orang yang baik, ga neko-neko, rajin beribadah, cukup wawasan Islamnya.
Biasanya kesulitan tersebut sering terjadi dengan cara dijodohkan. Karena melalui perjodohan kedua calon belum kenal dekat, maka sangat banyak pertimbangan si wanita kepada calon pasangannya. Dan ini jelas menjadi hambatan bagi si pria sederhana yang baik dan ga neko-neko tadi. Si calon istri tersebut bukan hanya harus tahu detil pasangannya, tapi juga menuntut si pria harus menurut dengan kemauannya. Dan kebanyakan si wanita tidak mau ditetapkan aturan-aturan oleh calon suaminya. Misalnya: Kalau nanti menikah si calon suami ingin istrinya berjilbab atau jilbab yang lebih syari lagi, atau kalau sudah menikah nanti, si calon istri diwanti-wanti ga boleh keluyuran lagi tanpa seizin istri, atau si calon wanita diminta untuk patuh dan taat kepada suami. Atau lagi kalau nanti menikah, si suami ingin istrinya ikut tinggal dengan suaminya.
Semua ini rata-rata ditolak oleh wanita. Sepertinya wanita-wanita ini risih atau takut dengan hal-hal yang berbau aturan Islam. Padahal semua itu untuk kebaikan wanita tersebut.
Mereka mungkin setuju dijodohkan tanpa syarat apa-apa lagi jika calon suaminya itu ganteng, mapan, humoris/pelawak, romantis versi tukang gombal 😀. Karena ini klop di hati.
Dan yang sedihnya lagi, usia wanita-wanita tersebut ada yang yang sudah tidak muda lagi (terlalu pemilih mungkin), begitu pun bukannya mereka mau menerima laki-laki yang baik datang kepada mereka?
Pengalaman saya membuktikan bahwa sangat susah untuk menikahi wanita-wanita kebanyakan dengan cara yang sederhana, apalagi yang islami. Mereka maunya yang ribet-ribet (sesuai kebiasaan yang berlaku), harus proses pacaran, harus pakai pesta dan musik, pakai prosesi adat, dan lainnya.
Padahal nikah itu yang penting sah syarat dan rukunnya. Masalah uang mahar itu tergantung kebijaksanaan kedua belah pihak. Tak usah lagi dipersulit. Jika tak mampu pesta, adakan syukuran saja, undang keluarga dekat, sahabat dan tetangga. Tak usahlah pesta-pesta sampai berhutang segala. Biasanya pesta-pesta itu rawan menyelisihi Syariat seperti joged-joged dangdut, biduanita yang seronok. Di tempat saya ada adat yang tak terbantahkan (sudah seperti wajib hukumnya), yaitu nikah harus menggelar keyboard (panggung musik dan nyanyian).
Dalam kondisi seperti ini kalau mau gampang menikahi wanita dengan cara sederhana dan agamis ya harus melalui komunitasnya, seperti di majlis pengajian, pesantren, organisasi agama dan lainnya. Tapi ga semua orang punya akses/jalan kesana. Ada orang baik yang lurus tapi tidak ada kenalan orang-orang yang agamis tadi, ya terpaksa dia cari jodohnya di tempat umum kebanyakan dengan harapan dia ketemu jodoh wanita yang baik, ga neko-neko dan masih polos, agar nantinya bisa dibimbing. Tapi wanita seperti ini pun sama susahnya juga dicari di zaman sekarang ini.
Di pemikiran orang banyak, sepertinya nikah itu bukan ibadah. Nikah itu ya kawin jika sudah waktunya, jika sudah pas umurnya, jika sudah cocok dengan pasangannya. Terus nanti punya anak, punya keluarga, sudah itu saja, ibadah itu hanya sebagai pelengkap saja bukan prioritas. Padahal nikah itu ibadah, karena dia ibadah, ada nilai syari yang ditanamkan disitu. Cara menjalankannya harus syari, jodohnya pun harus syari. Kenapa begitu? Ya supaya berkah, supaya suami-istri tersebut dengan wawasan agamanya bisa saling membantu, saling mendukung untuk menuju Syurganya Allah, untuk menjalankan Syariat Allah.
Zaman sekarang ini serba sulit mencari yang baik. Mencari laki-laki yang baik di kalangan kebanyakan itu susah. Baik tak sembarang baik, karena banyak orang baik tapi dia lalai dalam agamanya. Carilah yang baik dan islami. Suami yang baik itu bukan semata jago cari duit, gigih kerja keras, setia, bukan itu? Suami yang baik itu adalah suami yang mau menasehatimu, membimbingmu di jalanNya. Mau menegurmu saat jilbabmu tak sempurna, mau menegurmu agar kau selalu shalat, puasa dan lainnya.
Ingatlah wahai wanita, saat jodohmu yang baik datang, sekali dia kau tolak, belum tentu akan datang yang seperti itu lagi, sedang usiamu pun sudah tak muda lagi.
Semoga artikel yang tak komersil ini bisa lebih memotifasi kita. Semoga Allah bukakan pintu hidayah untuk kita bisa mengenal Islam lebih jauh lagi..
Aamiin....
(Hanya Allah Yang Maha Mengetahui Kebenarannya)
Tags:
Wanita