
(Ilustrasi)
Tekad saya setelah menikah adalah mengantar jemput istri kerja. Itu komitmen saya, bukan sekedar keharusan buatku tapi itu adalah bentuk rasa sayangku kepadanya. Saya tak tega melihat istri pagi-pagi buta berjalan mencari ojek atau saat sore pulang kerja menunggu angkot. Bukan saja waktu yang tak mengizinkan (bisa telat istriku kerja juga bisa kemalaman dia pulang jika naik angkot) tapi saya ga mau istri saya bepergian jauh sendirian tanpa mahram (pendamping syar'i). Makanya biar rumah kami jauh di ujung langit, saya bela-belain antar jemput dia, walau kondisi ga memungkinkan.
Memang rumah kami lumayan jauh dari kota, jarak dari rumah ke tempat kerja istri sekitar 20 atau 25 km (kali kan aja 4x pulang pergi). Istriku kerja di kota sedangkan rumah di luar kota. Dari rumah kami untuk ke jalan besar mendapatkan angkot lumayan jauh, kurang lebih ada sekitar 3km. Jadi harus naik ojek untuk sampai ke jalan besar. Bukan saja boros di biaya tapi aku ga sudi istriku diboncengi tukang ojek 😀.
Terkadang istri juga ga tega lihat saya mengantar jemput dia terus, soalnya lumayan melelahkan. Pernah saya tumbang (sakit) dan praktis ga bisa antar jemput dia, dia menawarkan untuk naik angkot saja, tapi saya tak mengizinkannya. Dalam kondisi apa pun saya paksakan untuk mengantar jemput dia kerja. Kasihan lihat istrku nanti pulang kemalaman. Ya mau gimana lagi, saat ini, beginilah aktifitas yang kami jalankan?
Dan dibalik aktifitas ini, ada rupanya yang terheran-heran melihat saya aktif mengantar jemput istri. Diantaranya teman-teman di tempat kerjaanku dulu. Mereka pada keheranan (heran apa takjub, ga tahu lah) saat tahu saya rutin melakukan aktifitas antar jemput ini. Bayangin saja, jam 6 pagi saya mengantar istri kerja, setelah itu balik ke tempat kerjaan (jangan salah ya, lokasi kerjaanku dengan isteri lumayan jauh) tapi untung satu arah. Dan saat pulang kerja, saya sempatkan menjemput istri (ini lumayan melelahkan lho kalau ga ikhlas melakukannya). Nah disinilah mereka (mungkin) takjub. Kerjaan ditempatku saja sudah membuat lelah badan, harus lagi menjemput istri, apa ga luar biasa itu?
"Bang, antar istri kerja ya?" Tanya mereka suatu hari.
"Iya!" Jawabku sekenanya
"Pulangnya juga dijemput?" Tanya mereka lagi.
"Ya iya lah?"
"Wah ga capek bang?"
"Uda biasa?" Jawabku.
"Lumayan jauh tu bang, mutar-mutar. Kenapa ga naik angkot aja, atau belikan motor, biar dia naik motor sendiri!"
(Alahmak, belikan motor kau bilang? Bah dari mana uangku, motor bukan murah oii amang? Lagian kalau aku mampu belikan dia motor, aku juga tetap tak mengizinkan istriku naik motor sejauh itu, kataku dalam hati)
"Jauh itu bang naik motor ke tempat kerjaan dia, saya ga kasih lho?"
"Naik angkot pun percuma, telat dia nanti masuk kerja!"Sambungku lagi.
Begitulah, sepertinya mereka heran campur takjub, ada suami yang mau berletih ria mengantar jemput istrinya kerja.
"Emang kenapa mesti heran sih?"
"Apa kalian ga sayang sama istri kalian?"
"Apa kalian ga kasihan lihat istri bepergian jauh sendirian?"
"Masa setega itu menyuruh istri naik angkot atau naik motor sendirian?"
Tugas suami mendampingi istrinya bepergian jauh. Lagian mau dekat atau jauh sudah sewajarnyalah suami mengantar jemput istri tercintanya. Gimana seeeh...????
Mungkin di jaman now tak banyak kali suami yang mau mengantar jemput istrinya kerja apalagi jaraknya cukup jauh. (Padahal sang suami pun tak ada kerjaannya di rumah)
Jadi main praktis ajalah, naik angkot, selesai!
Padahal ada faidahnya bagi kita para suami sering mengantar jemput istri kerja (ini opini saya ya). Apa itu...??
Bekicot, eh maksudnya cekidot!
1. Membuat istri bangga.
Iya dong, isteri mana yang tak bahagia dan bangga jika suaminya setia mengantar jemput dia.
2. Suami penyayang.
Suami yang khawatir dengan istrinya itu berarti suami yang sayang kepadanya. Dia takut kenapa-kenapa istrinya di jalan, jadi dia antar jemput istrinya kemana pun.
3. Jadi lebih akrab dan romantis
Berdua-duaan terus selama di motor dan berpelukan, bukankan ini romantis? Saya dan isteri dalam perjalanan pulang pergi sering singgah di kedai, warung, atau rumah makan untuk sarapan atau mengisi perut yang keroncongan. Jadi berasa kayak pacaran aja. Romantis ga seperti ini? Romantis duoooong...!!!
Jangan merasa aneh lagi ya kalau melihat ada suami yang rela mengantar jemput istrinya kerja biar pun jauh. Itu tandanya suaminya sayang dan care sama istrinya. Selama masih bisa kita antar jemput istri kerja walau pun jaraknya jauh kenapa ga kita lakukan? Kecuali memang jaraknya yang sangat jauh dan tak mungkin kita melakukannya, nah barulah terpaksa dia naik angkutan umum. Tapi kalau sudah begini, ya cari solusi lain saja, seperti pindah kerjaan, atau yang lainnya. Karena kita tidak boleh membiarkan istri kita itu bepergian tanpa suami atau mahramnya.
Bagi para suami yang masih membiarkan istri pergi-pulang kerja sendirian, padahal suami mampu melakukan antar jemput. Maka mulai saat ini jangan biarkan lagi istrimu pergi dan pulang kerja sendirian lagi? Temanilah dia kemana dia bepergian.
Malulah anda sebagai suami membiarkan istri yang notebene mahluk lemah sendiran menjalani aktifitasnya di dunia terasing ini..
Nikmat kok mengantar istri kemana pun, disitu bisa jadi pembuktian bahwa anda betah tidak kalau dekat sama istri?
Yuk, temani istri kemana pun dia pergi mulai sekarang?
Tags:
Fathan Mubina